Lampung Timur, 18 Juni 2025 — Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darul Ulum kembali menunjukkan komitmennya dalam membekali mahasiswa dengan wawasan praktis dan kontekstual melalui penyelenggaraan kuliah umum bertajuk “Strategi Marketing: Menciptakan Nilai Pelanggan dan Menjawab Kebutuhan Pasar”. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025 ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang ekonomi dan pemasaran, yakni Bapak Abdul Kodir, B.A., S.E.I., M.E., seorang akademisi sekaligus praktisi ekonomi syariah.
Kuliah umum ini digelar di Aula Kampus STIS Darul Ulum dan dihadiri oleh jajaran pimpinan, dosen, serta mahasiswa dari berbagai prodi. Dalam sambutan pembukanya, Ketua STIS Darul Ulum, Bapak Bambang Ismanto, M.Sy, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperluas perspektif mahasiswa tentang realita dunia usaha dan tantangan pemasaran yang kompleks di era digital. “Marketing bukan hanya milik perusahaan besar, tetapi menjadi keterampilan dasar yang harus dimiliki siapa pun, termasuk mahasiswa yang sedang meniti jalan menjadi entrepreneur maupun pemimpin organisasi,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Abdul Kodir, B.A., S.E.I., M.E. menjelaskan bahwa inti dari strategi marketing adalah menciptakan nilai pelanggan (customer value). Artinya, setiap produk atau jasa yang ditawarkan harus mampu memberikan manfaat nyata yang dibutuhkan pelanggan, bahkan melebihi ekspektasi mereka.
“Strategi marketing yang unggul bukan hanya tentang menjual, tetapi tentang memahami, memenuhi, bahkan melebihi kebutuhan pelanggan secara berkelanjutan. Inilah yang membedakan antara bisnis yang tumbuh dan bisnis yang stagnan,” ujar beliau di hadapan para peserta.
Beliau menegaskan bahwa strategi marketing harus berfokus pada bagaimana perusahaan atau pelaku usaha mampu menyediakan nilai superior dibandingkan pesaing, sehingga mampu membangun loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, Abdul Kodir, B.A., S.E.I., M.E menyampaikan bahwa dalam konteks pemasaran modern, terdapat empat pilar utama yang harus menjadi fokus pelaku usaha maupun organisasi, yaitu:
1. Kenali Pasar (Market Identification)
Sebelum menjual, pelaku usaha wajib memahami siapa target konsumen, bagaimana perilaku mereka, dan apa yang mereka butuhkan. “Pemasaran yang baik dimulai dari pemahaman pasar yang mendalam. Tanpa itu, strategi promosi akan seperti menebak dalam gelap,” ujarnya.
2. Ciptakan Produk yang Menarik dan Relevan
Produk yang memiliki keunikan, nilai tambah, dan relevansi dengan kebutuhan pasar akan lebih mudah diterima. Dalam perspektif ekonomi syariah, produk juga harus mengandung prinsip halal, thayyib, dan tidak mengandung unsur gharar maupun riba.
3. Gunakan Media Promosi yang Efektif
Di era digital, media sosial seperti Instagram, TikTok, WhatsApp Business, dan platform e-commerce menjadi alat promosi yang sangat efisien. Pemateri menekankan bahwa digital marketing kini menjadi kunci dalam memperluas jangkauan pasar dengan biaya yang relatif rendah.
4. Bangun Hubungan Baik dengan Pelanggan (Customer Relationship)
Menurut Abdul Kodir, B.A., S.E.I., M.E, pemasaran bukan hanya tentang transaksi sesaat, tetapi tentang relasi jangka panjang. Melalui komunikasi yang baik, pelayanan responsif, dan penghargaan terhadap pelanggan, maka loyalitas akan tumbuh dan menjadi aset penting perusahaan.
Tak hanya membahas aspek teknis, Abdul Kodir, B.A., S.E.I., M.E juga mendorong mahasiswa untuk mulai berpikir kritis dan kreatif dalam melihat peluang pasar, khususnya di sektor ekonomi syariah. Beliau mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja dengan memanfaatkan teknologi digital dan jejaring sosial.
“Kalian adalah generasi digital yang akrab dengan teknologi. Gunakan itu untuk membangun usaha, menjual produk lokal, dan memberdayakan komunitas. Strategi marketing harus dimulai dari ide-ide kecil yang dipraktikkan dengan konsisten,” pesannya penuh motivasi.
Sesi tanya jawab berlangsung hangat, dengan berbagai pertanyaan dari mahasiswa terkait strategi pemasaran UMKM, pengembangan merek lokal, hingga tantangan memasarkan produk syariah di tengah kompetisi global. Salah satu peserta, mahasiswa semester 6 Prodi Ekonomi Syariah, menyatakan bahwa materi kuliah umum ini membuka pandangannya terhadap pentingnya perencanaan pemasaran sejak dini.
“Saya jadi termotivasi untuk memulai usaha kecil saya dengan strategi yang lebih matang, bukan sekadar jualan, tapi benar-benar menciptakan nilai bagi pelanggan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, STIS Darul Ulum menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga pada penguatan kemampuan aplikatif mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman dan mempersiapkan diri menjadi pelaku ekonomi syariah yang profesional dan berintegritas.